Menanggulangi Familiarity

Kata Alkitab / 18 February 2009

Kalangan Sendiri

Menanggulangi Familiarity

Budhi Marpaung Official Writer
6387

Apakah hari-hari ini Anda mendapatkan diri sedang dalam stagnansi rohani? Mengapa Anda tidak bergairah lagi ketika mendengar ada kegerakan yang sedang terjadi? Hal ini mungkin yang menjadi penyababnya, yakni Familirity atau merasa terbiasa. 

Familiarity atau perasaan terbiasa terjadi saat kita sudah mengerjakan suatu pekerjaan berulang-ulang dan hingga akhirnya menjadi ahli. Kondisi ini menjadi masalah karena akan membuat diri kita menjadi ‘malas' untuk mengembangkan diri lagi dan mencari hal yang baru. Bahaya dari familiarity atau perasaan terbiasa adalah pada saat Tuhan ingin mengerjakan sesuatu kepada umat-Nya, kita meresponi dengan cara yang biasa, sehingga apa yang sebenarnya Tuhan sediakan bagi kita melalui perkara ini tidak kita terima. Sebagai contoh adalah kisah Alkitab yang mencatat tentang penduduk kota Nazareth yang tidak mengalami mukjizat pada saat Tuhan Yesus berada disana (Matius 13:53-58).

Kita semua tahu bahwa Nazareth merupakan kota Yesus dibesarkan dan pasti orang-orang disana mengenal DIA. Perjalanan Yesus ke kota-kota lain selalu ada mukjizat yang terjadi. Akan tetapi, di kota dimana Yesus dibesarkan, mukjizat itu tidak terjadi. Masalahnya adalah ketidakpercayaan dari penduduk kota Nazareth (Matius 13:58). 

Berikut ini adalah beberapa prinsip tentang familiarity:

1.     Perasaan terbiasa atau familiarity sesungguhnya hanyalah fenomena psikologi atau kejiwaan belaka, tapi seringkali kita meresponinya secara keliru. Familiarity sebenarnya adalah suatu perasaan yang biasa dan akan dialami oleh semua orang. Contohnya adalah pada saat seorang aktris datang ke suatu kota, untuk kali pertama atau beberapa kali berikutnya mungkin mereka merasa senang sekali. Akan tetapi, saat Aktris ini datang berulang-ulang kali, respon penduduk di kota itu pun biasa saja. Hal ini pun dapat terjadi dalam kehidupan rohani kita. Waktu pertama kali mengikut Tuhan, respon yang umumnya terjadi pada setiap kita adalah bersemangat dalam mengerjakan pelayanan. Berjalannya waktu, respon kita pun menjadi biasa terhadap kegerakan Tuhan. Karena itu, mintalah Tuhan untuk memberikan hati yang haus dan lapar akan Tuhan dan bangun rohani pribadi hari lepas hari.

2.     Seringkali, respon-respon yang manusiawi akan mulai muncul pada saat kita justru mulai dekat dengan sumber kegerakan yang ada. Ketika kita mulai menjadi akrab dengan seseorang, biasanya kita tidak bisa lagi menghargai orang tersebut sebagaimana dia adanya. Begitu pun, saat kita sudah akrab dengan Tuhan, respon-respon manusia kita sering muncul. Sehingga kita tidak menghargai apa yang Tuhan sedang kerjakan di tengah-tengah kita.

3.     Kita bisa menghindari familiarity jika setiap kali kita menghadiri ibadah, kita datang dengan pengharapan yang besar, kehausan dan kelaparan akan Tuhan, dan kesediaan untuk berubah. Setiap kali kita beribadah, datanglah dengan pengharapan yang besar dan jangan ijinkan kita terjebak dalam familiarity. Karena ketika kita datang dalam ibadah dengan pengharapan bahwa sesuatu yang besar akan terjadi dalam hidup kita, dalam setiap ibadah kita pasti akan mengalami hal-hal yang luar biasa itu.  Pengkhotbah 4:17 berkata, "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat." Lakukan puasa ketika merasa bahwa rasa haus dan lapar kita kepada Tuhan sudah menurun.

4.    Ketika sebuah gereja lokal bisa terus menanggulangi roh familiarity atau perasaan terbiasa, gereja yang bersangkutan akan terus mengalami terobosan yang lebih besar.  Selama kita terus menjaga hati kita selalu haus dan lapar akan Tuhan, kita datang dalam ibadah dengan pengharapan, dan kita mengijinkan untuk hidup kita terus mengalami perubahan lewat kuasa firman dan kuasa Roh-Nya, terobosan besarpun akan terus kita alami dalam hidup kita. Ketika kita meresponi apa yang Tuhan kerjakan, anugerah akan mulai mengalir; dan ketika anugerah mengalir, sesuatu yang ilahi akan mulai terjadi dalam hidup kita. Perubahan akan dengan mudah terjadi, mujizat akan kita alami - apapun yang menjadi kebutuhan kita akan Dia jawab.

Sumber: Modul Pengajaran Pdt.Steven Agustinus

 

Sumber : Modul Pengajaran Pdt.Steven Agustinus
Halaman :
1

Ikuti Kami